Memilih tuk menjadi serius, atau memang saya yang tak bisa
serius?? Angkuh memang tuk mendeklarasikan secara tak tersirat kalau saya
seperi itu. Ya memang sadar tapi apa semuanya kan terus berlanjut episode demi episode
layaknya sinetron yang mewabah di negeri garuda ini? katanya ingin bangkit, tapi malah takut tuk
mengambil langkah yang penuh duri, bukankah itu juga jalan meraih apa yang kunanti?
Diam, dan hanya melihat mereka lebih awal menyentuh langit
yang juga ku minta. Terkurung dalam sangkar kecil yang bisa menyembunyikanku
dari bahaya yang hanya ada dalam pikiran. Sebetulnya aku tau, dan selalu tau
tapi pilihan selalu menjadi pelengkap yang membuatku bingung, atau aku sendiri yang
terlalu mengaggap pilihan itu sebagai alasan tuk membenarkan salah yang selalu
tak bisa ku hapus.
Andai bisa aku minta tuk memutar kembali waktu, memindahkan
jarum jam tuk mengarah tepat dimana kisah mulai ku lalui. Kembali di masa yang
dulu punya banyak arti tuk dibagi. Masa dimana pikiran ku terbuka tuk mengambil
jalan yang kan mengatarkanku menuju arah yang selama ini ku inginkan. Yah, andai
saja bisa, akan ku genggam masa itu, erat dan sangat erat, hingga ia tak punya
daya tuk meninggalkanku. Aku tak meminta lebih, aku janji. Hanya masa itu yang
ku ingin.
Tapi aku tak bisa berbuat apa lagi, entah aku tak tau apa
memang ada hal yang bisa ku lakukan lagi? Melihat mereka yang dulu, menjadi semakin jauh
dan terus menjadi pemain utama dalam cerita yang juga aku mainkan. Aku harus sadar
sekarang kami berbeda, tapi apakah benar jika kuanggap kami memang beda? Bukankah
aku harus berlari mencari jalan yang nanti kan membuat perbedaan iu menghilang hingga
semuanya kembali menjadi sama? Sepertinya
bisa saja, tapi aku terlalu takut merobohkan ketakutan yang telah lama menjadi
benteng dalam khayalanku. Padahal itu hanya khayalan tapi ia terlalu kuat
bagiku, atau aku yang terlalu lemah tuk mencoba melawan dan membuangya jauh,
hingga ia hilang dari khayalan yang ku buat sendiri.
Kini, sudah terlalu lama aku sembuyi. Tidak ada lagi waktu
tuk terus seperti ini. sekarang semuanya harus berganti. Tapi ku tak tau
bagaiman cara tuk mengatasinya. Hanya melangkah pelan yang kini ku ambil,
padahal aku sadar waktu kan terus berlari, berlari mengejar ku higga aku bisa
menghadapinya dengan sesuatu yang bisa memberikan ku tempat yang lebih baik,
dan berkumpul dengan mereka yang dulu sama sekali tak tahu siapa diriku ini.
Semuanya harus aku hadapi, terlalu bodoh tuk meminta waktu
mengubah dirinya menjadi dulu yang kumau, apa yang kulakukan sekarang akan
menjadi penentu siapa dan bagaimana aku kelak. Tak ada waktu lagi tuk sekedar
menceritakan keluh dan pilu yang kini kumiliki. Sebab semuanya sudah terjadi,
tapi semuanya takkan abadi karena aku sendiri yang kan mengubah diriku menjadi
lebih berarti, memaksa diri mengumpulkan keberanian tuk merobohkan keperkasaan
tembok ketakutanku sendiri. Memenuhi janjiku pada secarik kertas putih yang
dulu kutulisi “ aku ingin mimpi-mipi ku hadir dan menjadi abadi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar